Hari Bakti Dokter Indonesia
IDI Depok gelar seminar untuk awam
Bahar D. Dirgantara*
RS HERMINA, 23/5/2009—Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Depok menggelar Seminar Sehari untuk Awam di RS Hermina.Depok, Sabtu (23/5). Tema yang diangkat dalam makalah ialah Nyeri Sendi, Nyeri Otot dan Kesemutan yang disampaikan oleh Dr. Sasmoyohati, SpS (K) dan Penyakit Kencing Manis oleh Dr. Darmawan Wicaksono, Sp. PD.
Definisi nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalm bentuk kerusakan tubuh.
Dr. Sas (sapaan akrab Sasmoyohati) menerangkan nyeri tidak mengenal umur. “Karena nyeri merupakan keluhan yang paling banyak membawa pasien berobat ke dokter dan juga keluhan yang sulit ditangani sebab respon individu terhadap nyeri berbeda.”
Menurutnya nyeri terbagi menjadi tiga, yaitu tingkat sederhana, nosiseptik dan neuropatik. “Pertama nyeri sedarhana, di mana tidak terdapat kerusakan jaringan. Contohnya seperti kena beda tajam, kita dapat langsung menariknya. Sedangkan kedua adalah nyeri nosiseptik, di mana kerusakan jaringan nyata atau tampak oleh mata. Ini terjadi karena ada yang terganggu dalam tubuh kita,” paparnya.
Terakhir, nyeri neuroptik. Nyeri ini timbul karena kerusakan syaraf tepi atau pusat, terjadi karena penekanan maupun metabolik seperti diabetes dan penyakit ginjal. Ciri-ciri rasa nyeri ini seperti terbakar, ditikam atau tersengat listrik.
Karena setiap orang berbeda responnya atas nyeri, Dr. Sas menyarankan agar penderita memeriksakan dengan segera. “Nyeri itu perlu penanganan segera.”
Mengenai penyakit kencing manis (diabetes melitus/DM) yang merupakan penyakit metabolik menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal.
Dr. Darmawan memberikan penjelasan tentang DM. “Bila hadirin ada yang saat malam hari pipis sampai 5 kali, itu merupakan gejala DM. Juga seperti kaki terasa kesemutan, gatal-gatal penglihatan kabur, dan lesu atau lemah,” jelasnya.
Ia juga menerangkan bahwa penderita penyakit tersebut memproduksi banyak darah, jaringan tubuh tak mampu meyerapnya. “Percuma saja tubuh kita ini memproduksi glukosa (gula darah) banyak, tapi tubuh tak mampu menyerapnya,” ujarnya.
Ia juga menerangkan mengenai penanganan penderita DM dalam operasi. “Tindakan operasi khususnya dengan anestesi (pembiusan) umum. Persiapannya dengan menghindari puasa terlalu lama, sehingga dianjurkan operasi sepagi mungkin waktunya.”
Pada pasien DM, tambahnya, yang sudah terkontrol dengan obat hipoglikemik oral (obat penurun kadar glukosa), bila perlu untuk sementara diganti dengan insulin jangka pendek. “Bagi pasien yang belum terkntrol DM-nya, obat diganti dengan insulin yang sampai tercapai sasaran penderita,” sebutnya.
Pasca operasi, pemberian insulin dilanjutkan sampai kondisi umum pasien.
* Wartawan, tinggal di Depok
Bahar D. Dirgantara*
RS HERMINA, 23/5/2009—Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Depok menggelar Seminar Sehari untuk Awam di RS Hermina.Depok, Sabtu (23/5). Tema yang diangkat dalam makalah ialah Nyeri Sendi, Nyeri Otot dan Kesemutan yang disampaikan oleh Dr. Sasmoyohati, SpS (K) dan Penyakit Kencing Manis oleh Dr. Darmawan Wicaksono, Sp. PD.
Definisi nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalm bentuk kerusakan tubuh.
Dr. Sas (sapaan akrab Sasmoyohati) menerangkan nyeri tidak mengenal umur. “Karena nyeri merupakan keluhan yang paling banyak membawa pasien berobat ke dokter dan juga keluhan yang sulit ditangani sebab respon individu terhadap nyeri berbeda.”
Menurutnya nyeri terbagi menjadi tiga, yaitu tingkat sederhana, nosiseptik dan neuropatik. “Pertama nyeri sedarhana, di mana tidak terdapat kerusakan jaringan. Contohnya seperti kena beda tajam, kita dapat langsung menariknya. Sedangkan kedua adalah nyeri nosiseptik, di mana kerusakan jaringan nyata atau tampak oleh mata. Ini terjadi karena ada yang terganggu dalam tubuh kita,” paparnya.
Terakhir, nyeri neuroptik. Nyeri ini timbul karena kerusakan syaraf tepi atau pusat, terjadi karena penekanan maupun metabolik seperti diabetes dan penyakit ginjal. Ciri-ciri rasa nyeri ini seperti terbakar, ditikam atau tersengat listrik.
Karena setiap orang berbeda responnya atas nyeri, Dr. Sas menyarankan agar penderita memeriksakan dengan segera. “Nyeri itu perlu penanganan segera.”
Mengenai penyakit kencing manis (diabetes melitus/DM) yang merupakan penyakit metabolik menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal.
Dr. Darmawan memberikan penjelasan tentang DM. “Bila hadirin ada yang saat malam hari pipis sampai 5 kali, itu merupakan gejala DM. Juga seperti kaki terasa kesemutan, gatal-gatal penglihatan kabur, dan lesu atau lemah,” jelasnya.
Ia juga menerangkan bahwa penderita penyakit tersebut memproduksi banyak darah, jaringan tubuh tak mampu meyerapnya. “Percuma saja tubuh kita ini memproduksi glukosa (gula darah) banyak, tapi tubuh tak mampu menyerapnya,” ujarnya.
Ia juga menerangkan mengenai penanganan penderita DM dalam operasi. “Tindakan operasi khususnya dengan anestesi (pembiusan) umum. Persiapannya dengan menghindari puasa terlalu lama, sehingga dianjurkan operasi sepagi mungkin waktunya.”
Pada pasien DM, tambahnya, yang sudah terkontrol dengan obat hipoglikemik oral (obat penurun kadar glukosa), bila perlu untuk sementara diganti dengan insulin jangka pendek. “Bagi pasien yang belum terkntrol DM-nya, obat diganti dengan insulin yang sampai tercapai sasaran penderita,” sebutnya.
Pasca operasi, pemberian insulin dilanjutkan sampai kondisi umum pasien.
* Wartawan, tinggal di Depok
Komentar