Manusia Proaktif*
Bahar D. Dirgantara
Manusia adalah makhluk Allah yang diberikan kelebihan atas segala makhluk yang diciptakanNya. Namun sebagai manusia, kadang, melupakan kelebihan yang dimiliki. Di mana kelebihan yang dimiliki tidak hanya satu. Kelebihan-kelebihan itulah yang seharusnya memotivasi kita untuk aktif. Untuk menjadi aktif, manusia ada yang bertipe reaktif dan tipe proaktif.
Kedua tipe manusia ini memiliki segi-segi yang dapat kita ambil hikmahnya dan kita cermati demi perubahan yang lebih maju. Dengan mencermati, kita memiliki kemampuan analisis, dengan begitu membuat kita kian cerdas.
Pertama, menjadi manusia yang reaktif tidak tidak lebih baik daripada manusia yang menunggu tanpa aksi. Namun manusia reaktif adalah tipe manusia yang hanya bergerak jika telah melihat hasil yang diperoleh dari proses yang telah atau baru saja terjadi. Jelasnya, manusia reaktif lebih banyak menunggu. Penjelasan tersebut pernah diungkapkan oleh Hermawan Kertajaya (salah satu marketing guru) dalam rekaman yang disiarkan oleh Radio SmartFM.
Dalam proses menunggu orang reaktif ada yang melakukan pekerjaan sampingan, tapi sebagian besar justru lebih banyak nganggur.
Reaktif, memang, tidak dapat dikatakan buruk. Namun ia bergerak lebih lamban dari manusia proaktif. Kecenderungan menunggu inilah yang membuat produktivitasnya menjadi tidak berjalan atau bertambah.
Kelambanan ini membuat orang reaktif boleh dikatakan kurang memberikan “semarak” dalam sebuah kinerja perusahaan. Sikap menunggu inilah yang membuat sebuah tim dalam perusahaan, bila diisi dengan orang-orang bertipe seperti ini, berjalan seperti siput, begitu ungkapan ekstremnya.
Untuk mengatasinya, perlu dirubah cara berpikir orang bertipe ini. Dengan begitu, kecenderungan sikap yang “selalu menunggu” menjadikan dia tertinggal dari yang laindalam bidang-bidang yang digelutinya. Solusinya, ia harus mengasah kegesitan, kecepatan dan ketanggapannya dalam melihat peluang yang ada dan jeli. Tentunya hal ini diperoleh dengan proses pembelajaran, dan harus siap konsisten!
Ayo, dunia ini sudah jenuh dengan teori stimulus-respons, “dipancing” baru mau bergerak!
Kedua, manusia proaktif, cenderung melihat kesempatan, momentum ataupun peluang sebagai waktu yang tepat untuk melakukan pergerakan yang berarti, walau hal yang dilihat adalah hal kecil sekalipun. Ia memandang setiap detail dalam penglihatannya sebagai hal yang harus ia cerna. Hal ini karena sifat sensitif atau peka yang dimiliki oleh manusia proaktif. Sensitivitas mengenai banyak hal sungguh sangat penting. Kemampuan manusia jenis ini sangatlah kuat. Pekerjaan olah otak membuat ia selalu dan terus berpikir mengenai apapun.
Keinginan kuat dalam diri yang tumbuh secara natural ataupun melalui proses pembelajaran yang panjang membuatnya disebut sebagai manusia bertipe pekerja keras, dapat dihandalkan, memiliki rencana kerja, dan tangguh.
Kerangka berpikir yang selalu pada hal-hal positif membuat ia selalu terpacu untuk melakukan hal-hal yang tidak masuk akal dan dinilai orang yang memiliki pikiran orang kebanyakan, sebagai hal yang aneh. Padahal sesuatu yang belum terlihat hasilnya itu belum dapat dikomentari secara jauh, sebelum dilakukan aksinya.
Selain selalu berpikir secara positif, tipe proaktif juga dapat mengambil keputusan dari rencana-rencana yang ia susun, dalam skala prioritas, tentunya. Serta tidak lupa ia selalu memikirkan resiko yang nanti terjadi bila sebuah rencana dijalankan. Ia pun juga memiliki berbagai rencana bila satu rencana gagal. Dapat dikatakan, seribu satu rencana telah terancang dalam kepalanya sebelum satu rencana itu dijalankan.
Ilustrasi yang dilakukan oleh tipe proaktif ini, dapat menggerakkan seseorang. Tipe proaktif juga sering disebut sebagai orang yang bertipe penggerak. Tipe orang yang selalu dan ingin melakukan sesuatu, tidak bisa hanya berdiam diri dalam tiap detik hidupnya. Ia cenderung mudah diajak bicara dan diskusi mengenai berbagai isu, cepat akrab dan suka dengan hal-hal baru. Bahkan, bila kamu baru kenal dengan tipe ini, bila kebetulan kamu berpapasan dengannya, kamu akan ditegur terlebih dulu.
Sekarang kamu bisa menilai dirimu, di posisi mana kamu berada! Orang bertipe reaktif atau justru orang bertipe proaktif yang penuh dengan ide dan gagasan yang tidak pernah henti?
* Dirangkum dan disarikan dari berbagai sumber.
Manusia adalah makhluk Allah yang diberikan kelebihan atas segala makhluk yang diciptakanNya. Namun sebagai manusia, kadang, melupakan kelebihan yang dimiliki. Di mana kelebihan yang dimiliki tidak hanya satu. Kelebihan-kelebihan itulah yang seharusnya memotivasi kita untuk aktif. Untuk menjadi aktif, manusia ada yang bertipe reaktif dan tipe proaktif.
Kedua tipe manusia ini memiliki segi-segi yang dapat kita ambil hikmahnya dan kita cermati demi perubahan yang lebih maju. Dengan mencermati, kita memiliki kemampuan analisis, dengan begitu membuat kita kian cerdas.
Pertama, menjadi manusia yang reaktif tidak tidak lebih baik daripada manusia yang menunggu tanpa aksi. Namun manusia reaktif adalah tipe manusia yang hanya bergerak jika telah melihat hasil yang diperoleh dari proses yang telah atau baru saja terjadi. Jelasnya, manusia reaktif lebih banyak menunggu. Penjelasan tersebut pernah diungkapkan oleh Hermawan Kertajaya (salah satu marketing guru) dalam rekaman yang disiarkan oleh Radio SmartFM.
Dalam proses menunggu orang reaktif ada yang melakukan pekerjaan sampingan, tapi sebagian besar justru lebih banyak nganggur.
Reaktif, memang, tidak dapat dikatakan buruk. Namun ia bergerak lebih lamban dari manusia proaktif. Kecenderungan menunggu inilah yang membuat produktivitasnya menjadi tidak berjalan atau bertambah.
Kelambanan ini membuat orang reaktif boleh dikatakan kurang memberikan “semarak” dalam sebuah kinerja perusahaan. Sikap menunggu inilah yang membuat sebuah tim dalam perusahaan, bila diisi dengan orang-orang bertipe seperti ini, berjalan seperti siput, begitu ungkapan ekstremnya.
Untuk mengatasinya, perlu dirubah cara berpikir orang bertipe ini. Dengan begitu, kecenderungan sikap yang “selalu menunggu” menjadikan dia tertinggal dari yang laindalam bidang-bidang yang digelutinya. Solusinya, ia harus mengasah kegesitan, kecepatan dan ketanggapannya dalam melihat peluang yang ada dan jeli. Tentunya hal ini diperoleh dengan proses pembelajaran, dan harus siap konsisten!
Ayo, dunia ini sudah jenuh dengan teori stimulus-respons, “dipancing” baru mau bergerak!
Kedua, manusia proaktif, cenderung melihat kesempatan, momentum ataupun peluang sebagai waktu yang tepat untuk melakukan pergerakan yang berarti, walau hal yang dilihat adalah hal kecil sekalipun. Ia memandang setiap detail dalam penglihatannya sebagai hal yang harus ia cerna. Hal ini karena sifat sensitif atau peka yang dimiliki oleh manusia proaktif. Sensitivitas mengenai banyak hal sungguh sangat penting. Kemampuan manusia jenis ini sangatlah kuat. Pekerjaan olah otak membuat ia selalu dan terus berpikir mengenai apapun.
Keinginan kuat dalam diri yang tumbuh secara natural ataupun melalui proses pembelajaran yang panjang membuatnya disebut sebagai manusia bertipe pekerja keras, dapat dihandalkan, memiliki rencana kerja, dan tangguh.
Kerangka berpikir yang selalu pada hal-hal positif membuat ia selalu terpacu untuk melakukan hal-hal yang tidak masuk akal dan dinilai orang yang memiliki pikiran orang kebanyakan, sebagai hal yang aneh. Padahal sesuatu yang belum terlihat hasilnya itu belum dapat dikomentari secara jauh, sebelum dilakukan aksinya.
Selain selalu berpikir secara positif, tipe proaktif juga dapat mengambil keputusan dari rencana-rencana yang ia susun, dalam skala prioritas, tentunya. Serta tidak lupa ia selalu memikirkan resiko yang nanti terjadi bila sebuah rencana dijalankan. Ia pun juga memiliki berbagai rencana bila satu rencana gagal. Dapat dikatakan, seribu satu rencana telah terancang dalam kepalanya sebelum satu rencana itu dijalankan.
Ilustrasi yang dilakukan oleh tipe proaktif ini, dapat menggerakkan seseorang. Tipe proaktif juga sering disebut sebagai orang yang bertipe penggerak. Tipe orang yang selalu dan ingin melakukan sesuatu, tidak bisa hanya berdiam diri dalam tiap detik hidupnya. Ia cenderung mudah diajak bicara dan diskusi mengenai berbagai isu, cepat akrab dan suka dengan hal-hal baru. Bahkan, bila kamu baru kenal dengan tipe ini, bila kebetulan kamu berpapasan dengannya, kamu akan ditegur terlebih dulu.
Sekarang kamu bisa menilai dirimu, di posisi mana kamu berada! Orang bertipe reaktif atau justru orang bertipe proaktif yang penuh dengan ide dan gagasan yang tidak pernah henti?
* Dirangkum dan disarikan dari berbagai sumber.
Komentar