Manusia
Bahar D. Dirgantara
Hanya satu kata dalam setiap diri manusia. Ruh. Tanpa ruh maka manusia hanya seonggok daging yang diperkokoh tulang. Dengan ruh manusia bisa merasakan sakit dan gembira. Dengan ruh pula manusia dapat merasakan jatuh cinta, karena di dalam ruh ada perasaan. Dengan perasaan, manusia mampu mencapai keinginan yang sekadar mimpi menjadi kenyataan.
Perasaan tersembunyi di hati yang tidak dapat kita lihat, karena ia ada di dalam ruh yang juga tidak nampak. Manusia yang kehilangan hati akan mengobarkan perang, menghunuskan pedang dan membantai kehidupan.
Manusia tercipta hanya dua jenis. Pria dan Wanita. Disebut Pria karena ia telah mengenal sosok Wanita. Wanita disebut begitu sebab ia tak bisa hidup tanpa Pria. Terkadang kedua jenis manusia ini ada yang memilih untuk tidak hidup berdampingan.
Kedua jenis manusia tersebut terkadang menjadi satu dalam jalinan kasih, tapi tak sedikit pula berpisah karena perbedaan prinsip dan keyakinan.
Ada pertanyaan dalam setiap hati Pria: Siapakah Wanitamu? Ada Pria yang menjawab, “Wanitaku adalah yang cantik dan selalu mengerti aku.” Namun ada juga yang mengatakan, “Wanitaku adalah istriku di Surga kelak.” Pun ada Pria yang bersuara, “Wanitaku adalah malaikat yang selalu ada dalam setiap suka dan dukaku.”
Dalam benak Wanita yang mendambakan Pria akan berpikir, “Priaku adalah pahlawanku.” Ada juga yang berkata, “Priaku adalah ia yang aku damba selalu di hatiku.” Pun ada yang mengatakan, “Priaku, ia mengajariku segla yang belum aku ketahui dalam hidupku. Ia pembimbingku.”
Pria dan Wanita tercipta dari sari pati tanah. Keduanya bakal kembali ke tanah. Pria yang hidup dengan logika dan Wanita dengan naluri adalah keserasian yang Tuhan ciptakan dan sebuah mahakarya sempurna dalam penciptaan makhluk hidup.
Terima kasih Tuhan, atas terciptanya kami, terlahirnya kami di Dunia dan di masa depan diberi kesempatan untuk kembali berjumpa denganMu kembali.
Hanya satu kata dalam setiap diri manusia. Ruh. Tanpa ruh maka manusia hanya seonggok daging yang diperkokoh tulang. Dengan ruh manusia bisa merasakan sakit dan gembira. Dengan ruh pula manusia dapat merasakan jatuh cinta, karena di dalam ruh ada perasaan. Dengan perasaan, manusia mampu mencapai keinginan yang sekadar mimpi menjadi kenyataan.
Perasaan tersembunyi di hati yang tidak dapat kita lihat, karena ia ada di dalam ruh yang juga tidak nampak. Manusia yang kehilangan hati akan mengobarkan perang, menghunuskan pedang dan membantai kehidupan.
Manusia tercipta hanya dua jenis. Pria dan Wanita. Disebut Pria karena ia telah mengenal sosok Wanita. Wanita disebut begitu sebab ia tak bisa hidup tanpa Pria. Terkadang kedua jenis manusia ini ada yang memilih untuk tidak hidup berdampingan.
Kedua jenis manusia tersebut terkadang menjadi satu dalam jalinan kasih, tapi tak sedikit pula berpisah karena perbedaan prinsip dan keyakinan.
Ada pertanyaan dalam setiap hati Pria: Siapakah Wanitamu? Ada Pria yang menjawab, “Wanitaku adalah yang cantik dan selalu mengerti aku.” Namun ada juga yang mengatakan, “Wanitaku adalah istriku di Surga kelak.” Pun ada Pria yang bersuara, “Wanitaku adalah malaikat yang selalu ada dalam setiap suka dan dukaku.”
Dalam benak Wanita yang mendambakan Pria akan berpikir, “Priaku adalah pahlawanku.” Ada juga yang berkata, “Priaku adalah ia yang aku damba selalu di hatiku.” Pun ada yang mengatakan, “Priaku, ia mengajariku segla yang belum aku ketahui dalam hidupku. Ia pembimbingku.”
Pria dan Wanita tercipta dari sari pati tanah. Keduanya bakal kembali ke tanah. Pria yang hidup dengan logika dan Wanita dengan naluri adalah keserasian yang Tuhan ciptakan dan sebuah mahakarya sempurna dalam penciptaan makhluk hidup.
Terima kasih Tuhan, atas terciptanya kami, terlahirnya kami di Dunia dan di masa depan diberi kesempatan untuk kembali berjumpa denganMu kembali.
Komentar