Sekecik Usaha: Awali dengan Mimpi-Mimpi, Berproses dan menjadi Nyata
Bismillah,
Ini adalah kisah, sebuah yang kemudian berbuah. Berproses, lantas
hadir dengan apa yang ada dan terus berputar selama detik waktu berdetak dan ruang masih ada udara.
Mengawali segala sesuatunya kala
masih kanak-kanak dengan banyaknya gagasan di dalam kepala. Hingga menjadi
remaja yang memiliki pelbagai pernik dalam jalani kehidupan di masa-masa yang
paling eksentrik dan penuh petualangan. Lantas menjadi dewasa sebelum saatnya.
Usia dewasa, awareness dalam berliterasi dengan merintis
Cakrawala Pustaka (2003), sebuah komunitas baca-tulis dilakukan secara jarkom (jaringan komunikasi 'dari mulut ke mulut' dan melalui yahoo messenger serta media sosial yang ada kala itu); dengan perpustakaan mininya Wawas Pustaka (2005) yang sejatinya cikal bakalnya sudah ada
sejak 1999 (saat itu didominasi buku-majalah milik pribadi); yang tetap berjibaku hingga kini.
Kemudian lahirlah
Bahar Fotografi (2009) sebagai lini usaha fotografi utama, berkecimpung dalam
dunia fotografi pernikahan (wedding photography) dan
family portraits. Setahun kemudian berdiri
The House of Portfolio (2010), yang kerap kali mengajak berbagai kalangan
untuk berkolaborasi dan bekerja bersama dalam mewujudkan wacana kreatif. Keduanya, adalah sumber penghasilan yang kerap kali menyalurkan sebagian penghasilannya untuk kegiatan kolaborasi dan donasi (detail selanjutnya ada di bawah).
Lalu, hadir The House of Creation (2016) mencoba eksis, hingga kini,
diwacanakan sebagai wadah berkumpulnya ide-ide segar dan berkumpulnya gagasan,
yang merupakan modal dalam berkarya. Dengan begitu, memungkinkan segala ide yang ada diejawantahkan menjadi kreasi yang dapat diapresiasi oleh khalayak umum.
Bahkan lapak online
TokoDepokTimur (TDT) digagas pada 2015 pun diwujudkan sebagai tempat berbelanja aman dan
nyaman untuk produk-produk terbaik serta pilihan. TDT juga sebagai lini bisnis yang
mendukung finansial beberapa kegiatan kolaborasi dan donasi.
Selain itu, sebagian penghasilan yang didapat dari
Bahar Fotografi, disalurkan untuk mendanai kegiatan literasi di
Cakrawala Pustaka dengan
Kampanye Donasi Buku & Majalah I dan II (kini, pada 2022 sedang dalam tahap
penyaluran dari hasil donasi terkumpul).
Dari semua itu, kemudian untuk menyatukannya dibuatkan
wadah holding Kreatif Indonesia Raya (KIR) sebagai
Ruang Kreasi, Literasi & Multivisi (2017), yang tak lain merupakan Home Base dari apa yang telah disebutkan sebelumnya.
KIR tercipta dikarenakan keberagaman
Indonesia haruslah tetap dipelihara demi keharmonisan dan kemajuan bangsa dan
negara ini. Meski berbeda bahasa, daerah, suku, golongan, kepercayaan, dan agama; setiap
individu memiliki hak berkreasi dan berkarya serta memiliki tanggung jawab (baca: etika) atas kreasi dan karya yang dibuatnya.
Sebagai wadah termuda, lahir
The Class (Indonesia) pada 2018 yang mencoba menyatukan bakat-bakat muda,
baru dan enerjik agar dapat berkarya bersama dalam sebuah manajemen dan hingga
kini, masih dilakukan scout untuk wajah-wajah baru.
Pada 2021, muncul
lini usaha termuda, Capusia Indie Books sebagai sebuah penerbitan
independen.
Semua ini tercipta, tidak dengan sendirinya. Ide pendirian memang
berasal dari satu orang, namun kontribusi, inspirasi dan kinerja untuk membuat
ini ada, adalah kerja kita bersama.
Terima kasih, kita yang telah berjuang
bersama, membuat diferensiasi kreasi berupa karya nyata, dipenuhi dengan argumen
dan perbedaan, karena tanpa itu, menjadikan semua ini hanyalah wacana semata tanpa
pernah terwujud.
Saat ini, semua itu terus berproses berkelanjutan, tanpa henti. Semoga kita selalu dijaga oleh-Nya dalam berkegiatan dan bekerja.
Sekali lagi terima kasih. Kita semua hebat, tanpa terkecuali!
Mari kita merayakan kreasi yang telah mewujud dengan syukur: ucap dan sujud!
Alhamdulillah.
Salam kreatif,
Bahar D. Dirgantara
Pendiri Kreatif Indonesia Raya
Berdiri sejak 27 Maret*:
*) Tahun berdiri ada pada
masing-masing lini usaha dan organisasi.
**) Tulisan ini insya Allah akan di-update secara berkala.
Komentar