Senja Kala Merapat
Bahar D. Dirgantara
Ini bukan sekadar pikiran, ini sebuah persoalan. Pikiran liar jika terungkap bakal mengacaukan suasana. Menebar maut dan kejutan serta hingar-bingar. Badai, hujan-topan, gelegar gunung meletus pun bukan merupakan tandingannya. Pikiran liar ini. Tidak bisa terhapus, digerus malah dia kian bertumbuh. Dihantam dia malah tegak kokoh berdiri.
Pikiran itu mungkin sekadar buih, tapi rasanya seperti ombak yang berdebur menghantam karang. Arusnya memabukkan dan terkadang menghipnotis siapapun yang merasakan.
Negeri tua, negeri kami. Negeri yang sedang cemar. Ke manakah senjamu bakal dibawa? Pikiran kami begitu liar, berkelana tanpa arah. Berilah kami petunjuk, oh negeriku.
Jakarta, 28052011
Ini bukan sekadar pikiran, ini sebuah persoalan. Pikiran liar jika terungkap bakal mengacaukan suasana. Menebar maut dan kejutan serta hingar-bingar. Badai, hujan-topan, gelegar gunung meletus pun bukan merupakan tandingannya. Pikiran liar ini. Tidak bisa terhapus, digerus malah dia kian bertumbuh. Dihantam dia malah tegak kokoh berdiri.
Pikiran itu mungkin sekadar buih, tapi rasanya seperti ombak yang berdebur menghantam karang. Arusnya memabukkan dan terkadang menghipnotis siapapun yang merasakan.
Negeri tua, negeri kami. Negeri yang sedang cemar. Ke manakah senjamu bakal dibawa? Pikiran kami begitu liar, berkelana tanpa arah. Berilah kami petunjuk, oh negeriku.
Jakarta, 28052011
Komentar